Rabu, 07 Juni 2023

Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan Dan Kemanusiaan

 Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan Dan Kemanusiaan (PCTAI)

Proses berdirinya organisasi





Umat Islam Indonesia memiliki sejarah yang besar dan panjang .

bahkan menjadi ummat Islam terbesar di dunia, semuanya itu adalah karena Berkat Rohmat Allah Yang Maha Kuasa dan cita-cita luhur para pejuang-pejuang Islam, wali-wali Alloh, yang menyebarkan Islam, menegakkan kalimat Laa Ilaha Ilallohu Muhammad Rosululloh diseluruh penjuru Nusantara. Merekalah para pedahulu kita yang telah sukses diatas kesuksesan, maju diatas kemajuan, mengukir kebesaran sejarah Da'wah Islamiyyah yang gemilang dan penuh berkah. 

Kaum Muslimin Indonesia tidak hanya terbesar didunia saja tetapi juga sebagai ummat mayoritas di negara Indonesia, namun sayang ke-mayoritasan ummat Islam Indonesia hanya dari aspek Kuantitas saja belum mencapai dalam tataran kualitas, dan patut disayangkan kemayontasan ummat Islam di Indonesia ini mendapat pengkhianatan dari dalam dan tekanan dari luar seperti terorisme, khilafah, penegakaan syari'at Islam semuanya adalah hyjab yang mencoreng wajah Islam, betul lah apa yang disebutkan bahwa Islam terhijab oleh perilaku ummat Islam sendiri. Sehingga Rohmatan Lil 'Alaminnya Islam terjebak dalam wajah kekerasan dan kecengengan ummat Islam. Sinyal-sinyal yang menjebak ummat Islam dan menelikung Indonesia telah lama ditengarai oleh beliau Al Mukarom Mursyid Thoriqoh Shidiqiyyah Syaikh Muchtarulloh Al Mujtaba".... : 

Dirasakan akhir-akhir ini negara kita kurang sehat yang disebabkan oleh hal hal dari dalam dan luar negeri, sampaisampai keadaan umat amburadul, bahkan sampai ada yang ingin mengganti Undang-Undang Dasar 1945. Kita sebagai penumpang yang sudah merasakan nikmatnya Kemerdekaan, maka muncullah dari Shiddiqiyyah ini berupa ide yang ingin urun untuk mempertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pihak-pihak yang kita ajak adalah penumpang-penumpung yang sudah merasakan nikmatnya kemerdekaan itu. Setelah tumbuh keinginan untuk urun, kemudian ikut andil bagaimana cara-cara (mempertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia) di antaranya yaitu membuat Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan.

Seminar Sutasoma 

Ide pembentukan Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia berawal dari berbagai hasil Seminar Sutasoma yang diselenggarakan Pesantren Majma'al Bahrain Shidigiyyah yang mengangkat falsafah besar warisan Majapahit yaitu “Binneka Tunggal Ika". 

Di dalam Buku Cinta Tanah Air jilid III susunan Al Mukarrom Mursyid Thorigoh Shidigiyyah bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi disebutkan bahwa makna Bhinneka Tunggal Ika sangat luas dan mendalam. 

Berangkat dari tesis pemikiran Al Mukarrom Mursyid Thorigoh Shiddigiyyah tentang makna Bhinneka Tunggal Ika, maka para narasumber memberikan kajian-kajian dengan disiplin keilmuan masing-masing, sehingga seminar Sutasoma yang diselenggarakan pada tanggal 23 Jumadil Akhur 1427/20 Juli 2006 M. menghasilkan rumusan rekomendasi kebijakan pengelolaan cinta tanah air sebagaimana yang tersebut dibawah ini :

    Rekanmendasi tersebut memuat tujuh kebijakan mengelola cinta tanah air yaitu : 

1. Dengan adanya era globalisasi perlu ada tokoh/ figur seperti Sutasoma, yang berani mengambil resiko demi kejayaan bersama. 

2.Tumbuhkan jati diri melalui media pendidikan yang notabene salah satu ujung tombak dan dimasukkan dalam kurikulum sekolah. 

3.Perlu menggali nilai-nilai luhur Majapahit dan melestarikan yang relevan dengan konteks masa kini dan mendatang. 

4.Hari jadi Jombang dan sejarah Jombang seharusnya dari data tertua yang ada yaitu pada masa pemerintahan Airlangga. 

5.Perlunya pendidikan Budi Pekerti dimasukkan minimal dalam muatan lokal kurikulum sekolah. 

6.Perlu adanya gerakan GKD (Gerakan Kembali ke Desa)

7. Pembentukan Forum Paguyuban Cinta Tanah Air. 

    Penyelenggaraan seminar Sutasoma bertempat di RM.Yusro Jl. Soekarno-Hatta No. 25 Keplaksari Jombang, dengan 3 nara sumber. Pertama, Drs. Aris Soviani. M. Hum dari Dinas Purbakala Jawa Timur dengan makalah berjudul “Kakawin Sutasoma Sebuah Telaah Singkat”. Kedua, DR. Ach. Fauzie. SH., anggota Komisi III DPROD-RI Fraksi Partai Demokrat. Dan ketiga Edy Setyawan. SE dengan judul makalah “Bhinneka Tunggal Ika Pluralisme ataukah Multikuralisme” 





Tim Perumus 

Seminar tersebut diikuti sekitar 150 orang kemudian pada sesi ketiga dibentuklah Tim Perumus hasil-hasil seminar dari beberapa peserta dan narasumber,susunan Tim Perurmus tersebut terdiri dari Ketua oleh Drs. Aris Soviyani. M. Hum dari Dinas Purbakala Jawa Timur, Sekretaris oleh Wady Sutikno dari Pesantren Majma'al Bahrain Shiddigiyyah dan 4 anggota: Kholifah Shiddigiyyah Moch. Munif, Ki. Wisnu. S. Mpd., Ir. Edy Setyawan. SE. dan Drs. Kustomo. Mpd. (STIKIP Jombang) 

Bersama Ketua Umum Pesantren Majma'al Bahrain Shiddigiyyah-Pusat Tim Perumus tersebut sepakat mengadakan musyawarah untuk menindak lanjuti hasil-hasil seminar Sutasoma. 

Tindak lanjutnya, musyawarah pun dilangsungkan. Atas petunjuk Mursyid Thorigoh Shiddigiyyah Almukarom Bapak Kyai Moch. Muchtar Mur'thi, musyawarah dilaksanakan selama 12 kali. Sedang, pertama dilaksanakan tanggal 19 Rojab 1427 H (13 /8/2006) dan terakhir tanggal 1 Robi'ul Awwal 1430 H (25/02/2009). Pertemuan awal dan akhir bertempat yang sama yaitu Kediaman Al Mukarrom Mursyid Thorigoh Shiddigiyyah di Mojokerto. Meskipun tidak hadir dalam musyawarah, namun Beliau (Mursyid) sering memberikan masukan, usulan, yang sering dipesankan lewat saya. Masukan dan usulan beliau itu lalu saya sampaikan dalam musyawarah tersebut. Usulan beliau itu sering didahului dengan mugoddimah “..... berhubung iki musyawarah, aku yo arepe usul, Iha usulan iku iso ditrimo yo iso ditolak”. (Berhubung ini musyawarah, saya juga mau usul, usulan ini bisa diterima juga bisa ditolak). 

Usulan dan masukan beliau itu yang saya ingat, antara lain : 

1. Istilah Paguyuban diganti Persaudaraan. 

2. Agar ditambahi dengan kalimat YANG DIJIWAI MANUNGGAILNYA KEIMANAN DAN KEMANUSIAAN. Sehingga Organisasi tersebut bernama PERSAUDARAAN CINTA TANAH AIR INDONESIA YANG DIJIWAI MANUNGGALNYA KEIMANAN DAN KEMANUSIAAN, sudah bukan lagi organisasi yang bernama PAGUYUBAN CINTA TANAH AIR.
3.Logo organisasi untuk PERSAUDARAAN CINTA TANAH AIR : INDONESIA YANG DIJIWAI MANUNGGALNYA KEIMANAN DAN KEMANUSIAAN.



yaitu : Ada titik tiga yang bercahaya dan peta wilayah Indonesia yang disinari titik tiga tersebut serta warna biru muda dan biru tua. 

    Diantara 12 pertemuan itu yang banyak menghasilkan keputusan yang mencerminkan kemajemukan ke-Bhinekaan Indonesia adalah pertemuan yang kesembilan, karena pertemuan tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh agama Islam, Hindu, Budha dan Katholik. Dibawah ini kami nukilkan hasil keputusan pada pertemuan kesembilan yang dilaksanakan pada tgl 24 Robi'ul Awwal 1428H / 11 April 2007 M. 

Pertama, logo Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan, antara lain berupa Tiga titik, 8 (delapan) sinar yang menyinari dan Peta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Kedua, makna tiga (3) titik itu adalah Cipta, Rasa dan Karsa. Dengan Cipta, Rasa, Karsa tersebut kita bisa menge-tahui betapa hebatnya Negara Indonesia. Disamping itu makna tiga (3) titik tersebut bisa lebih luas lagi, karena pastilah pada agama-agama besar yang di Indonesia memiliki konsep yang serba tiga, diantaranya, Buddha dengan Tri Pitaka nya begitu juga pada agama Islam banyak hal-hal yang serba tiga. Semuanya makna tersebut bisa tercover dalam logo tiga (3) titik tersebut. 

Ketiga, menyadari bahwa Indonesia kini sedang menderita sakit, maka Lembaga Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dyjiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan diharapkan bisa membawa obat bagi kesembuhan Indonesia. 

Keempat, cinta adalah fokus VisiMisi lembaga ini. Yang dimaksud cinta dalam hal ini adalah mencintai Tanah Air Indonesia. Mencintai isi Tanah Arr Indonesia yang meliputi Bangsa, Pemerintahan, Undang-Undang Negara, Agama dan Budaya. 

Kelima, acuan dari gerak lembaga ini adalah metode pengembangan Cinta Tanah Arr Indonesia yang sudah dipraktekkan oleh Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi di Pesantren Majma'al Bahrain Pusat. 

Keenam, untuk membentuk Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggainya Keimanan dan Kemanusiaan di seluruh Indonesia akan dibentuk melalui jalur jaringan yang sudah dimiliki oleh Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi, karena jalur jaringan tersebut telah tersebar di 12 (dua belas) Propinsi Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Ketujuh, dijadikannya metode "Pengembangan Cinta Tanah Air Indonesia" hasil pemikiran Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi sebagai acuan aktifitas Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan, karena Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi telah mempraktek kan metode tersebut lebih dari 20 (dua puluh)tahun. 

Kedelapan, Kerajaan Majapahit merupakan satu-satunya Negara Masa Lampau di Indonesia yang bisa memanage perbedaan-perbedaan agama menjadi kekuatan besar yang bermanfaat. 

Kesembilan, dari aspek pernahaman Budhisme bahwa Logo Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan dengan Tiga (3) Titik sangat tepat apalagi dihubungkan dengan Cipta, Rasa dan Karsa. Dalam agama Buddha juga memuat ajaran tentang Tiga (3) Titik tersebut yaitu : Manom (Cipta), Waci (Ucapan), Kaya (Perbuatan). Mengenai 8 garis yang mewujudkan pancaran sinar yang menyinari wilayah Indonesia itu bisa dihubungkan dengan konsep 8 (delapan) jalan utama kebenaran yaitu : Pikiran benar, Perasaan benar, Ucapan benar, Tindakan benar, Mata pencaharian benar dan seterusnya. Dan kalau bisa ujung bawah garis-garis yang berjumlah delapan (8) tersebut diberi tanda titik atau tanda lainnya yang pas dalam posisi logo tersebut. Dari aspek pemahaman Hinduisme bahwa logo Tiga (3) Titik tersebut sangat tepat dan bisa menyetujuinya. Pastilah logotersebut merupakan wahyu anugrah dari : Sang Hyang Widi. Dan logo dengan Tiga (3) Titik bisa disebutkan sebagai "TRI TUNGGAL", seluruh jerih payah untuk menciptakan lo:o tersebut pastilah merupakan anugrah dari Sang Hyang Widi.

Kesepuluh, antara dua kalimat pada stempel sebagai bagian dari nama Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan, supaya diberi tanda batas dengan simbol Tapak Dara (4) yaitu kalimat yang berbunyi Persaudaran Cinta Tanah Air Indonesia diberi tanda Tapak Dara (#) kemudian dilanjutkan dengan kalimat Yang Diyyiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan diberi juga tanda Tapak Dara (4). Karena pada hakekatnya Swastika itu juga Tapak Dara (#-). Dalam agama Buddha yang Swastikanya terbalik juga merupakan Tapak Dara (#), begitu juga dalam agama Kristen tanda salipnya merupakan Tapak Dara (t). Ka, . 

Kesebelas, semua usulan, masukan dari peserta Musyawarah tentang tambahan pada logo dan Tapak Dara (#) pada stempel lembaga ini, akan dimohonkan petunjuk dari Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi.

Ke duabelas, dari aspek pemahaman Kristen Katolik bisa memahami tentang logo Tiga (3) Titik tersebut, karena dalam agama Kristen Katolik memuat ajaran "Trinitas" yaitu : Allah, Yesus, Ruhul Kudus. Dengan diilhami dari Ruhul Kudus tentang logo Tiga (3) Titik, peserta dari Kristen Katolik bisa memahami kedalaman maknanya logo tersebut. 

Ke tiga belas, gambar pulau Kalimantan pada peta tersebut tidak dipotong, karena sesungguhnya Kalimantan merupakan bagian wilayah Nusantara yang berupa wilayah Negara Dwipa dan Brunai. Jika gambar pulau Kalimantan dipotong berarti bukan wilayah Nusantaranya Majapajhit. Adapun gambar pulau Irian (Papua) dipotong karena kita mengacu pada Wilayah NKRI yang sekarang, bukan mengacu pada Wilayah Nusantaranya Majapahit masalalu.

Ke empat belas, setel pertemuan ke-9 ini, kalau bisa pada waktu yang dekat supaya Ketua Tim Perumus (Bapak Aris Soviayani) beserta beberapa peserta Musyawarah bertemu dahulu dengan Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi dalam rangka menerima masukan dan petunjuk dari Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi. Konfirmasi lebih lanjut tentang waktunya pertemuan menunggu informasi dari Wady Sutikno sebagai Sekretaris Tim Perumus. 

Ke lima belas, ditawarkan kepada segenap peserta musyawarah untuk mengadakan jembatan penghubung antara generasi muda Shiddiqiyyah dengan generasi muda Kristen, Hindu ' an Buddha dibidang Seni Musik yang uansanya adalah kolaborasi Musik Cinta Tanah Air Indonesia. , Semua hasil musyawarah dihaturkan kepada Al Mukarrom Mursyid origoh Shiddigiyyah sebagai laporan dari Tim Perumus, dari hasil laporan tersebut beliau memberikan persetujuan dan petunjuk-petunjuknya, selanjutnya persetujuan atau petunjukpetunjuk beliau itu dijadikan bahan utama musyawarah dalam pertemuan ang dilaksanakan Tim perumus hasilhasil seminar Sutasoma Selanjutnya dibawah ini saya nukilkan hasil musyawarah Tim Perumus Seminar Sutasoma yang ke 11 (sebelas).

Al Mukarrom Bapak Kyai Muhamma Muchtar Mu'thi tentang pertemuan Persaudaraan Cinta Tanah Air Indone sia ini sampai 12 kali, karena lamban Organisasi tersebut adalah titik 3 (tiga), dan titik 3 (tiga) tersebut mencerminkan analogi 12,dari angka 12 tersebut jika dijumlahkan 1 dan 2 maka hasilnya adalah 3 (tiga). 

Kedua, menerima adanya informasi Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thi mengenai sertifikat Penghargaan UNESCO MEMORY OF THE WORLD (MOM) untuk naskah Kunonya bangsa Indonesia Kitab Negarakertagama. Beliau mendapat informasi tersebut langsung dari Prof. Jan Sopaheluwakan.

Ke tiga, meyakini Organisa Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia akan memjadi Organisasi yang besar meskipun berangkat dari lembaga yang kecil dan desa yang kecil,tetapi kedepannya akan melalui jaringan Pesantren Mayma'al Bahrain dan Organisasi Shiddigtyyah yang berada di 22 Propinsi Negara Republik Indonesia serta 2 Perwakilan di luar negeri (Singapura dan Malaysia). Ditambah Pula dari peserta yang beragama Hindu bahwa Organisasi ini (Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia) akan menjadi besar karena organisasi ini mengawali dari Mojopahit, suatu Organisasi yang dihubungkan, yang diawali dari Mojopahit akan menjadi besar, menjadi luar biasa. 

Ke empat, Dewan Penyantun kedudukannya diposisikan yang paling tinggi karena memiliki kekuatan untuk memutuskan, menetapkan dan mengukuhkan kepengurusan Dewan. Pimpinan Pusat. 

Ke lima, memilih istilah Dewan Penyantun karena berawal dari keberadaan Organisasi adalah Persaudaraan Cinta Tanah Airdan Persaudaraan Cinta Tanah Air itu mengutamakan nilai-nilai yang santun. 

Ke enam, Dewan Penyantun diisi dengan orang-orang yang ahli dari beberapa agama (lintas agama) karena berpijak pada manunggalnya keimanan dan kemanusiaan. 

Ke tujuh, tidak mencantumkan Dewan Pendiri dalam Struktural. 

Ke delapan, Dewan Pertimbangan dimasukkan kedalam struktural hanya bersifat koordinatif. 

Ke sembilan, surat ketetapan DPP ditanda tangani Ketua Dewan Penyantun. 

Ke sepuluh, Ketua, Wakil, Sekretaris dibantu sejumlah 12 bidang. Istilah Departemen, Bidang, Seksi disetujui penggunaannya sebagai bahasa formil Organisasi. 

Ke sebelas, lebih baik “Seminar Negara Kertagama” segera diadakan sebelum di dahului Negara Australia. Karena negara itu sudah siap-siap mengadakan “Seminar Negara Kertagama" karena alasan strategi politik. Dalam Sumpah Palapa Patih Gajah Mada, pulau paling timur yang disebut adalah pulau Seram dan pulau Papua tidak disebut. 

Ke duabelas, berharap segera bisa mengadakan pertemuan dengan Al Mukarrom Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mu'thu dalam waktu dekat ini.karena pertemuan Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia sudah hampir final, sudah 16 pertemuan. . 

Pertemuan Shillaturrahmi Lintas Agama di kediaman Kyai Moch. Muchtar Mu'thi, Losari Ploso Jombang 

Selain melaksanakan beberapa kali musyawarah, Tim Perumus hasil-hasil Seminar Sutasoma juga sudah mengadakan dua kali di kediaman Al Mukarrom Mursyid Thorigoh Shiddigiyyah Losari Ploso Jombang. Pertama pada hari Sabtu, 18 Dzul Oo'dah 1427 H (8/12/ 2006), pukul 09.00 s/d 11.00 diukut 22 peserta. Hasilnya, dialog dalam shilaturrohmi tersebut secara global adalah jawaban Al Mukarrom Syaikh Mukhtarulloh Al Mujtaba atas pertanyaan dari beberapa peserta, yang diantaranya sebagai berikut : 

Pertama, Sidarta Gauthama adalah Shiddigon Nabiya. Dzulkifll bukan berarti kuat ibadahnya karena para nabi utusan Alloh, pastilah kuat ibadahnya. Maka makna Dzulkifli itu adalah, "Dzul” artinya memiliki. “Kjifli” artinya Kapilawastu (India). Ke dua, akhkuirakhir ini banyak yang bertindak keras atas nama agama, tetapi sebenarnya merusak. Ke tiga, di Malaysia ada Kuala Lumpur, tetapi di sini ada "“kuwalahan lumpur”. Ke empat, kewajiban kita adalah menghilangkan lumpur-lumpur kemanusiaan yang berwujud Penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan Pri Kemanusiaan dan Pri Keadilan. Kewajiban tersebut sesuai dengan amanat UUD '45 alenia pertama. Apabila kita dengan ikhlas sedikit demi sedikit melaksanakan kewajiban tersebut, kita bisa menghilangkan lumpur-lumpur kemanusiaan. 

Kelima, jiwa besar bangsa Indonesia sedang tidur, untunglah bisa digugah oleh lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ke enam, sumber-sumber Ma'ul Hayat, Tirta Amerta banyak yang tertutup, maka jadilah “Lumpur”. Ke tujuh, sumbersumber Ma'ul Hayat, yang antara lain Tirta Amerta UUD 1945, Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan lainlain, banyak tertutup oleh ritual-ritual Kenegaraan dan ritual-ritual keagamaan, sehingga madunya tidak keluar. Ibarat lebah yang tanpa madu, suaranya saja yang berdengung-dengung tetapi kenyataannya hanya menyengat saja. 

Ke delapan, dari perjalanan safari yang telah Al Mukarrom Syaikh Mukhtarulloh Al Mujtaba lakukan ke negeri-negeri Timur Tengah : Iran, Mesir, Arab Saudi, Yordania, Syria, diceritakan bahwa di negeri-negeri Timur Tengah itu banyak menghasilkan minyal-minyak saja tetapi negeri kita Indonesia ini banyak menghasilkan hampir apa-apa yang dibutuhkan dunia. Sayangnya jiwa bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan itu sedang tidur, karena tidur maka yang dari luar negeri mengambil kekayaan bangsa Indonesia. Dan sebaliknya TKI-TKI pergi ke luar negeri untuk mencari rejeki. 

Ke sembilan, Kemanunggalan Cinta Tanah Air dengan Keimanan adalah akar kebangsaan yang harus diperkuat. Sebab Iman tanpa Cinta Tanah Arr adalah lumpuh, dan sebaliknya Cinta Tanah Air tanpa Iman bisa menjadi Dasamuka, jadi Bethorokolo. Bethorokolo itu makanannya bukan nasi, melainkan manusia. Daftar mangsanya ada sekitar 128, semua manusia. Antara lain “ontang-anting” artinya manusia yang hidupnya dalam keadaan pontang-panting. Manusia yang dandangnya terguling, artinya manusia yang sudah tidak ada yang bisa dimakan karena terjepit oleh kemiskinan, juga dimangsa Bethorokolo. 

Ke sepuluh, Mengenai Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia tahap mulanya adalah kecil maka kita harus menyadari bahwa lautan yang luas itu merupakan kumpulnya tetesan air, begitu juga padang pasir itu adalah wujud butir-butir pasir dan diri manusia itu tersusun dari atom-atom. 

Kesebelas, Al Our-an, Bibel, Weda, dan kitab-kitab suci lainnya serta undangundang apapun itu tidak punya tangan dan kaki. Manusialah, yang mempunyai tangan dan kaki, artinya manusia itulah yang melaksanakan, yang mengerjakan. 

Ke duabelas, Draft AD/ ART Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang sudah diterima Al Mukarrom Syaikh Mukhtarulloh Al Mujtaba, dan akan dilihat konsep-konsepnya.

Ke tiga belas, Bagaimanapun indahnya Negara Indonesia, tapi jika bangsa Indonesia tidak ada Cinta Tanah Airnya pastilah mereka itu akan merusak tanah air Indonesia yang indah ini. Jika sudah tidak cinta kepada tanah airnya bagaimana bisa bersyukur? Cinta saja tidak, apalagi untuk mensyukuri nikmat tanah air, pasti tidak bisa. Ke empat belas, Bangsa Indonesia sekarang ini ibaratnya sedang sakit, sebagai bangsa yang sakit tidak butuh dibacakan resepresep melainkan harus diobati. Sayangnya, obatnya dicarikan dari luar,dan dapat obat dari luar, namun obatnya adalah obat palsu. Sebenarnya obatnya yang mujarab adalah obat dari dalam negeri Indonesia sendiri, yaitu “Taubat Nasional” artinya kembali kepada kaidah-kaidah negara. 

Ke lima belas, ada 4 Kyai dari Purworejo yang menyebutkan bahwa awal bencana besar bagi bangsa Indonesia yaitu dihapusnya 7 kalimat dari Piagam Jakarta. Tetapi, oleh Mursyid, pernyataan tersebut dibantah. Penghapusan 7 kalimat itu bukan penyebab bencana itu tetapi justru Rohmat besar. Karena, diantara 7 kalimat itu ada tertulis kalimat ketuhanan yang diberi tanda koma ( Ketuhanan, ....) artinya ketuhanan yang tanpa identitas. 

Ke enam belas, kalimat Ketuhanan yang diberi tanda koma itu, dilanjutkan dengan, Dengan Kewajiban Menyjalankan Syari'at-Syari'at Islam Bagi Pemeluk-Pemeluknya. Jika demikian sholat itu yang mewajibkan adalah negara, bukan kewajiban dari perintah Allah. Apakah demikian itu bukan menuhankan negara? Maka sama halnya menuhankan negara itu adalah Syirik (Musyrik). Selanjutnya para perumus mugoddimah UUD 1945 memperoleh satu pendapat yang bermuara pada titik temu yang sama, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi kita Ini tinggal mewarisi saja dan harus berterima kasih kepada pendahulupendahulu kita. 

Ke tujuh belas, kewajiban kita menurut amanat Mugoddimah UUD 1945 bahwa yang dihapus dari dunia adalah sifat rakus-nya, karena bertentangan dengan Pri-Kemanusiaan dan PriKeadilan. Bukan manusianya yang dihapus, jika manusianya yang dihapus apa artinya dunia tanpa manusia? 

Ke delapan belas, pendapat Nurcholis yang menyebut bahwa lambang negara Garuda Pancasila meniru lambang negara Amerika Serikat adalah salah. Mungkin Nurcholis terlalu lama di luar negeri sehingga paham dengan yang serba luar negeri, tetapi tidak paham dengan apa yang ada di dalam negerinya sendiri. 

Ke sembilan belas, pada dinding Candi Kidal di Tumpang Malang sebagai kompleks Percandian Anusapati, seorang Raja Singosari, terdapat relief yang menceritakan adanya kisah Burung Garuda yang bertarung melawan Naga, karena Naga tersebut menguasai sebuah kendi yang berisi Tirta Amerta. Dengan Tirta Amerta itu Garuda membebaskan ibunya dari perbudakan. 

Ke dua puluh, disamping Candi Kidal, masih banyak candi lain yang dimiiki oleh bangsa Indonesia, termasuk Candi Borobudur yang telah menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia. Seharusnya kita bersyukur, tetapi sayangnya terjadi kesalah pahaman dari sebagian besar umat Islam yang berpendapat bahwa candi-candi tersebut berbau syirik. Ke dua puluh satu, Padahal Syirik itu ada di dalam hati, bukan pada batu-batu candi. Apa bedanya batu Ka'bah yang disembah orangorang Islam dengan batu-batu Candi Borobudur. Apa bedanya batu sana (Ka'bah) dengan batu-batu disini?”

Ke-dua puluh dua, kata “musyawarah” yang terdapat dalam Pancasila sila ke-4 yaitu “permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmah”, bukan “permusyawaratan yang dipimpin oleh hawa nafsu”. Dan semua peninggalan Majapahit pastilah akan ditemukan nilainilai luhur yang lebih banyak lagi. Relief-relief Candi Borobudur, Prambanan dan lain-lain itu pastilah menyimpan informasi masa lalu yang sangat banyak. Dan dibalik itu semua, dibalik itu pasti ada Jiwa. 

Ke-dua puluh tiga, ada sebuah relief yang menceritakan adanya seekor burung yang berkepala dua, satu kepalanya menghadap ke atas memakan buah-buahan, satunya lagi menghadap ke bawah yang tidak memakan apapun. Apakah maknanya itu? “Kelas atas selalu kenyang, yang kelas nawah tidak | mendapatkan apa-apa.”

Ke-dua puluh empat. Pada waktu | Mursyid berziarah ke makam Sahabat Nabi yaitu Sahabat Salman Al-Farisi, di areal makam tersebut banyak ditemui tanaman yang tampak asri di negeri itu namanya “Warogun Jumbani” yang artinya “Daun Jombang”. Menurut informasi sejarah, tanaman Daun Jombang itu dibawa dari negeri Thailand sedang orang Thailand sendiri mendapat bibit tanaman itu dari orang Belanda yang pernah di Indonesia. Jadi, nama Jombang sudah dikenal oleh orang-orang luar negeri. Sepulang dari Perrjalanan luar negeri, saya mengadamengadakab pembibitan dan penanaman Daun Jombang di Wonosalam. 

Ke-dua puluh lima. Pada waktu di negara Mesir, Mursyid menemukan sebuah perkebunan mangga yang dinamakan Perkebunan Mangga Sukarna. Nama “Sukarna” digunakan karena yang membawa ke Mesir adalah Presiden Sukarno (Presiden RI yang pertama). 

Ke-dua puluh enam. Sewaktu di negeri Thailand, Mursyid menerima informasi dari orang-orang Thailand yang menemui beliau. Mereka mengatakan bahwa di jaman dahulu beberapa bangunan kerajaan di Thailand baru dapat berdiri setelah mendapat restu dari Majapahit. 

Ke-dua puluh tujuh. Jauh sebelum Majapahit, yaitu pada jaman Sriwijaya yang berpusat di Swarna Dwipa, orang Arab menyebut Sarondiba, wilayahnya meliputi negeri Srilanka (Ceylon). Di sana, Srilangka, ada sebuah gunung yang bernama Gunung Baba dan Gunung Mama. Pada gunung itulah tempat turunnya Nabi Adam dan istrinya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Nabi Adam pernah turun di Indonesia, karena Indonesia di jaman Sriwijaya, wilayahnya sampaike negeri Srilanka. 

Ke-dua puluh delapan. Kemudian pada jaman Nabi Sulaiman yang dikisahkan dalam Bibel (Kitab Perjanjan Lama) disebutkan bahwa Nabi Sulaiman memerintahkan untuk mencari emas di Pulau Ophir, dan Pulau Oplur atau Gunung Ophir itu adalah Pulau Sumatra. Menurut Al Our'an, Nabi Sulaiman mendapatkan emasemas tersebut dari bumi yang diberkati, yaitu Pulau Sumatra. 

Daftar Peserta Pertemuan Shilaturahmi antara lain, Drs. Aris Soviyani, M. Hum (Archeolog Jawa Timur), Drs. Bambang Setyono (staf Bupati Moyjokerto), Drs. Koestomo, M. Pd (Dosen STIKIP Jombang), Ir. Edy Setiawan, SE (Surabaya), Ki Wisnu Sugiman (Katholik), Drs. Salam Raharjo (Penghayat Hindu), Wady Sutikno (staf pengajar Cinta Tanah Air di Pesantren), Drs. Dudung Jamal (Pengusaha), Ahmad Hadi Mas'ud (Seniman Mojokerto), Yusuf Tauhid (Penyiar Radio NK Jombang), Bpk. Masruhan Mu'thi (Kholifah Shiddigiyyah), Bpk. Thoib audi (Kholifah Shiddigiyyah), 1 yoman Dewa, Drs. Moch. Yamin (Diknas Jombang), Tho'at (perhutani Jombang), Dwi Kusnanto (Marinir), Haggin Nazili (IKHWAN 4), A. Tajuddin Ariyasa (MO 4, alm), Ardi, S.E (Jakarta). 

Shilaturrohmi Lintas Agama yang Kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 24 Robi'ul Awwal 1430 H (21/03/2009) pukul 10.00 sampai selesai diikuti 33 orang. Ringkasan sambutan dan tanya jawab pada shilaturrohmi ke dua ini sebagai berikut : 

Sambutan dari bapak Drs. Aris Soviyani, M.Hum. (Ketua Umum Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan yang melaporkan hasil musyawarah ke-12. Di antara hasilnya disebutkan bahwa kedaulatan tertinggi Organisasi ada di Dewan Penyantun. Dan Dewan Penyantun itu hanya dijabat oleh tokoh-tokoh agama dari Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu. Dilaporkan pula, bahwa di antara Dewan Penyantun itu adalah Almukarom Bapak Kyai Moch. Mochtar Mu'thi, Drs. Salam Raharja (Tokoh Agama Hindu), Pen - ta Rahmat Yanto (Tokoh Agama Kristen dari Gereja Sidang Jema'at Allah Surabaya), Biksu Nyanasila (Tokoh Agama Buddha dari Majelis Buddhayana Indonesia Mojokerto), Pendeta Hepi Komaling (Tokoh Agama Kristen Protestan dari Sidoarjo), Saudara Stevanus Purwono (Tokoh Katolik Mojokerto), Saudara Hartono Tanojo (Tokoh Agama Khong Hu Cu dari Jombang) e 

Sambutan bapak Drs. Salam Raharja dari agama Hindu. Sambutan bapak Drs. Salam Raharja ini disampaikan setelah bertukar pikiran dan Musyawarah Kegiatan Bersama r Umat Beragama dan Aliran kepercayaan, serta Tokoh Masyarakat (Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kermanusiaan) yang diselenggarakan sebanyak 12 kali. Disampaikan bahwa masyarakat Pancasila merupakan masyarakat yang diidamidamkan, tidak lain yang dimaksud adalah masyarakat yang bersifat sosialistik religious, yakni masyarakat yang merasakan kekeluargaan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemudian diperlukan sebuah usaha agar masyaraat beragama menempatkan diri dan berfungsi sebagai modal utama untuk pembangunan dan pembinaan Ketahanan Nasional Bangsa dan Negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 

Sambutan Bapak Pendeta Rahmat Yanto dari Gereja Sidang Jema'at Allah Surabaya menyampaikan bahwa dengan adanya Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan sangat berat sekali dan sangat baik sekali. Sebagai seorang pemimpin hanya bertanggung jawab kepada Allah. Mengenai kemanusiaan, kita sama-sama belajar untuk mencintai. sesama manusia seperti kita mencintai diri sendiri. 

Biksu Nyanasila dari agama Budha dalam sambutannya mengakui sangat tertarik pada satu pemahaman dari bapak Kyai Mohammad Mochtar Mu'thi tentang konsep nama Organisasi ini yaitu Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan.  “Kalau tidak ada kata cintanya, saya tidak mau ke sini. Karena jika tidak cinta berarti tidak ada ketulusan. Cinta dapat diartikan dengan arti cinta yang universal dan semua perbuatan kita harus didasarkan kepada rasa cinta. Kita haruslah merasa malu untuk berbuat jahat dan takut akan akibat dari perbuatan jahat, dari dua kalimat tersebut dan didasarkan pada rasa cinta maka kemanusiaan akan tetap terjaga dan lestari,” katanya dalam sambutan itu. 

Romo Joko dari agama Katholik, Mojokerto, dalam sambutannya menyatakan dukungannya terhadap adanya Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan. Romo Joko mengusulkan, sebaiknya yang dicantumkan dalam Dewan Penyantun adalah Paroki Mojokerto saja. Sebab, keberadaan Romo Joko di Mojokerto ditugaskan hanya sampai tahun 2011. 

Pembina Ruhani Pendeta Heppy Komaling dari Sidoarjo dalam sambutannya menyatakan hormat kepada Bapak Kyai  Muchtar Mu'thi. Pendeta Heppy Komaling mengaku haru dan salut saat mendengar pemaparan visi & misi forum Persaudaraan Cinta Tanah Air dan penuh sukacita. Karena khusus di Menado, bagi Pendeta Heppy Komaling, falsafahnya sama dengan apa yang disampaikan dalam babnya dan segala macam itu yang disampaikan oleh bapak kyai bahwa hidup umat beragama/persaudaraan itu harus lebih ditingkatkan dan kami sendiripun dimenado punya filsafah namanya sitou timo timoto artinya kita hidup untuk menghidupkan orang lain jadi di sini tidak untuk diri sendiri tetapi mengingat kepada sesama siapapun dia, umat apapun dia, beragama apapun dia, suku apapun dia, itu kita hidupkan bersama-sama dan yang terakhir bapak ibu semboyan falsafah mantan Gubernur Sulawesi utara Ee Manginda'an kita semua itu bersaudara untuk membangun bangsa yang lebih baik lagi dari tahun tahun sebelumnya 
Kasih Agate (kasih yang tanpa pamrih/kasih tanpa syarat). 

Dalam acara Shilaturahmi Lintas Agama yang kedua ini Al Mukarrom Mursyid Thorigoh Shiddigiyyah Syekh Mukhtarulloh Al Mujtaba tidak menyampaikan sambutan, beliau mempersilahkan Dewan Penyantun Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air yang Dyjiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan lainnya dan Ketua Umumnya saja yang memberikan sambutan. Kemudian acara tersebut ditutup dengan doa sesuai agenda shilaturohmi."

Dinukil dari Majalah Al-Kautsar edisi 39